Fariz RM: Narkoba Dalam Pelukan

Waktu saya kecil, saya suka sekali lagu Fariz RM Sakura dalam Pelukan yang sukses besar. Waktu itu saya tidak begitu mengerti isi liriknya, maklum masih anak-anak. Saya cuma suka nada dan melodinya. Sekarang, penyanyi yang sudah gaek itu berbadan kurus seperti kena TBC. Saya baru tahu sebabnya kemaren, ketika ditangkap polisi karena di mobilnya ditemukan lintingan ganja. Ternyata yang berada dalam pelukan Fariz RM bukan lagi Sakura, tapi Narkoba.

Fariz kebetulan seorang selebriti. Jadi ke-narkoba-annya ikut-ikutan jadi selebritis. Narkoba, seperti yang saya singgung di sini, adalah salah satu bangkai modernisme yang dengan rela hati dijadikan idola sebagian dari kita yang salah dalam menilai apa itu modern dan kosmopolit.

Pendidikan yang rendah dan/atau kepribadian yang lemah akan membuat kita selalu salah dalam menilai, meniru, bersikap dan bergaul. Orang miskin selalu melihat dengan penuh kekaguman pada seorang pengusaha jutawan (bukan jutawan koruptor). Apa yang dimiliki oleh si jutawan akan berusaha ditirunya. Sayangnya peniruan itu biasanya sebatas kulit luar si jutawan: kemewahan, keenakan, keglamoran, dst. Bukan meniru bagaimana si jutawan tadi mencapai keberhasilan tsb.

Bangsa negara berkembang, seperti kita, adalah ibarat orang miskin. Dan negara-negara maju dan kaya–yakni Barat yang modern–adalah ibarat pengusaha jutawan. Yang terlihat oleh orang kebanyakan dari negara ketiga adalah (a) bangsa Barat itu kaya dan maju di segala bidang; (b) orang-orang Barat saat ini banyak yang pake narkoba. Kesimpulan: berarti untuk maju mesti pake narkoba. Bukan kerja keras dan melelehkan keringat dingin dan sesekali air mata.

Kembali ke soal lagu, sekarang saya tidak lagi menyukai lagu Sakura, karena Fariz RM sudah merubah sebagian liriknya. Lihat penggalan pertama lagu gubahan Sakura dalam Pelukan di bawah ini:

Senada narkoba bersemi di antara kita
Menyandang anggunnya peranan jiwa narkoba
Terlanjur untuk terhenti di jalan yang telah tertempuh
semenjak dini
hidup mati narkobaaa