55 Juta Pemirsa TV Indonesia Setiap Hari

55 Juta Pemirsa TV Indonesia Setiap HariMenurut Metro TV yang mengutip dari sebuah sumber konsultan rating, ada sekitar 55 juta pemirsa TV di Indonesia setiap harinya. Sebagian besar adalah anak-anak. Yang jadi masalah, kata presenter Metro TV itu, adalah fakta bahwa umumnya acara TV di Tanah Air kurang atau tidak mendidik. Kalau anak-anak (yang remaja & dewasa juga) betah duduk berjam-jam nongkrong di depan TV yang tak berkualitas, itu artinya otak dan jiwa mereka tidak terisi informasi apapun yang bermanfaat. Nah, bagaimana masa depan bangsa ini ? Bagi yang punya anak-anak kecil atau ABG, apakah Anda termasuk yang peduli dengan hal ini? Dan bagaimana langkah Anda dalam membagi waktu anak-anak Anda antara membaca dan nonton TV?

Dalam tulisan saya soal ini beberapa tahun lalu, saya mengutip hasil sebuah penelitian di Inggris dan beberapa negara maju seputar dampak TV pada anak. Yang negatif:

Beberapa hasil studi berhasil menguak hubungan antara menonton televisi dengan sikap agresif (Huismon & Eron, 1986; Wiegman, Kuttschreuter & Baarda, 1992), dengan sikap anti social (Hagell & Newburn, 1996), dengan sikap aktifitas santai (Selnon & Reynolds, 1984), dengan kecenderungan gaya hidup (Henry & Patrick, 1977), dengan sikap rasial (Zeckerman, Singer &Singer, 1980), kecenderungan atas preferensi seksual (Silverman – Watkins & Sprafkin, 1983), kesadaran akan daya tarik seksual (Tan, 1979), stereotype peran seksual (Durkin, 1985), dengan bunuh diri (Gould & Shaffer, 1986), identifikasi diri dengan karakter-karakter di televisi (Shaheen, 1983).

Namun ada juga hasil temuan yang agak positif:

…adanya kesadaran akan segala peristiwa yang terjadi di seluruh dunia (Cairn, 1990), kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara (Conway, Steven & Smith, 1975), bertambhanya pengetahuan akan geografi (Earl & Pasternack, 1991), meningkatnya pengetahuan tentang masalah politik (Furnham & Gunter, 1983), bersikap pro social (Gunter, 1984).

Temuan positif di atas perlu diingat adalah hasil penelitian di Inggris dan sejumlah negara maju di mana sejumlah channel berita, sains dan teknologi cukup dominan atau sedikitnya sejajar dengan channel hiburan. Di Indonesia hanya Metro TV yang saya lihat cukup positif. Tapi, adakah anak-anak dan ABG atau bahkan kelompok dewasa yang nonton Metro TV?

Update 25 Nopember: saya membayangkan, apa yang akan terjadi seandainya 55 juta itu bukan pemirsa TV; tapi jumlah blogger Indonesia? Sungguh akan luar biasa: 55 juta orang Indonesia yang menulis setiap hari! Dapatkah Anda memprediksi, kapan kira-kira target 55 juta blogger itu tercapai? Prediksi saya, apabila ISP murah dan unlimited semacam Fastnet sudah banyak dan masuk ke sudut-sudut kampung di pedesaan. Sekali lagi, kapan?

49 Comments

  1. All of comments or what ever it has mentioned – Those mannerisms!

    S c o p e :

    Republic of Indonesia

    E x p . :

    The centre of the heart
    Devil’s premises, Mathews 12:43-45, 28:11-15, provide with … Simon priyo prayogo (Christian name, Christianity, Single person), Thanks of your attention. …
    geocities.com/comsat44/index.html – Cached

    William M. Gumede at PostGlobal: Aid Embargo Props Up Radicals …
    Sincerely yours, SPP Simon Priyo Prayogo, Indonesian:Analyst:System … Simon Priyo Prayogo: HE RULE OF LAW OF THE JUNGLE: … Simon priyo prayogo: …
    newsweek.washingtonpost.com/postglobal/…/all_comments.html – 418k – Cached

    And So On . . .

    That’s All . . . Something looks like condition of control system and interactions in human ( or humankind) and machines ( or political machines) – Something looks like local national( or international) environment in which electronic communication or paranormal attractions occurs.

    Since: 1980 – From: Elite-Grass Root or Public Image (Can be denied!)

    Yours,
    Simon Prijo Prajogo or
    Simon Priyo Prayogo

    Suka

  2. Consider, All of My Comments in this life (cybernetics), from me but not from me!

    From: Grass root!

    Amen

    Suka

  3. UNDERSTANDING CHOICE

    Scope: Republic on Indonesia

    About:
    Election Coundown
    Focuses On Transfer of Command
    Event(s) [Politics] and Effect(s) [Economic]

    1990 – Y2K.

    Who Wants to be Bilionaire ?

    Black Box:Political Crime(s) Tracker:I.D.E.
    1) IMF
    2) B.P.P.N
    3) K.K.N
    4) SCANDAL: Bali gate, etc.
    5) Inner Cycle: Fixed Rate VS CBS, etc.
    6) Optical Illusion:WORLD TELEVISION:Pertaining Logic
    7) SCANDAL: Brunei gate, etc.
    8) Terrorist; Social Radicalism, etc.
    9) To Secure Long Political Ends
    A) ISLAMIC SHARIA LAW [Finance System]

    Who Wants to be BAD Looks GOOD ?

    1990 – 2008

    Yes! Who?

    *Source: Unknown; No name; Untitled

    Suka

  4. PEMBERITAHUAN

    Semua wujud Informasi yang mengatasnamakan:
    Simon Priyo Prayogo atau segala sesuatu yang
    berkaitan dengan nama tersebut, baik secara
    positive maupun secara negative portions, dalam ruang lingkup fenomena: Sosial, Politik, Agama, dsb. melalui sumber-sumber dari varibel-variable yang tidak dketahui.

    Tujuan daripada refleksi informasi ini secara rekursive yaitu guna mencegah pembusukan dan menerangi kegelapan;

    Tidak ada maksud untuk mengkomersilkannya;

    tidak ada maksud untuk mendiskriditkan atau menghakimi pihak manapun dalam wujud apapun.

    Segala sesuatu direfleksikan secara proposional berdasarkan kualitas informasi tanpa polesan data atau rekayasa apapun, apa adanya.

    Ruang lingkup Informasi yang terdeteksi bersumber dari tahun:1980 s/d 2008 dan direfleksikan secara rekursif dari tahun:2006 s/d 2008 melalui media umum: Warnet.

    Terima kasih atas segala perhatiannya.

    * informasi lain yan bersumber dari dunia radio atau TV, terutama Metro TV Indonesia, kami anggap tidak berkualitas; tidak valid ; cenderung bias ; menyesatkan!

    Suka

  5. Semoga Sdr/Sdri bisa berguna untuk Keluarga, bisa berguna untuk Teman-teman Sdr/Sdri dan mungkin juga bisa berguna untuk nusa dan bangsa.

    SELAMAT LEBARAN 1-2 Oktober 2008

    Tuhan memberkati.

    Suka

  6. PERINGATAN MENJELANG PEMILU 2009
    TARGET MEREKA GEREJA WISMA PANUNGGAL
    MRICAN SEMARANG 53 SEMARANG.

    INDIKASI PARA TERSANGKA DALAM GEREJA:
    KEJAHATAN KERAH PUTIH

    1.Prof Dr. Subroto: Sisingamangaraja: Semarang
    2.Anggota PARPOL terutama dari GOLKAR yang menjadi Mejelis di gereja.
    3.Konglomerat dalam gereja.
    4.Group premanisme dalam gereja yang modali 3.
    5.Penyusup: Okum:JASA MARGA-SEMARANG ATAS.

    MODUS OPERANDI:
    1.Menempatkan jemaat gereja dalam posisi yang berbahaya.
    2.Menjadikan jemaat sebagai tameng kejahatan politik mereka.
    3.Menjadikan gereja sebagai ajang kawin-tumawin “Bisnis”;”Kedok”

    KORELASI:
    Seputar isu NOTONAGORO dan MEGA PROYEK para oknum (1-5) tersebut diatas sejak kali pertama. 1969 – 1999, 2000 – 2008.

    DAMPAK:
    Lokal, Nasional, Internasional

    JARINGAN MEREKA:
    1953 – 2009 . . .
    1974 – 1977 . . .

    The Evil’s Name:
    Dina Saptarina Diani Agustina
    ( Penyusup [Internal] )
    Sylendra Putera
    ( Penyusup [ Ekternal ]
    Dias Susanti
    ( Penyusup [Ekternal ] )

    Resent To : PGI

    Suka

  7. At Semarang
    Mid Java
    Indonesia

    Dear Light Reader,

    In Indonesia, after dark, the reform progress will be strongly influenced by the corrupter, the-while, in the world politics, the tangible impacts has become absolutely essential, not only are there the familiar politics and political inter action – in public opinion, propaganda and entertainment – management cyberspace system.

    As a result of those processes are national companies, families and individual run under protected by terrorist and is the old government before Y2K and impacts after that.

    In certain way, we have been watching the most attractively pictures of polity rather than mask screen since Y2K era, meanwhile, the conspiracy designed discussions between nations.

    Is that all bad? – Certainly not, it is simply the world We live in and the best response is a favorable one rather than to secure political ends.

    I look forward to understand from you.

    Yours faithfully,
    SPP Simon Priyo Prayogo
    Analyst: Central Java

    Suka

  8. SPP SOFT: INDONESIA

    Dear Political Machine in Indonesia

    I have learned of your disability government in politics and I have been writing to critics for the activities to your condition background from the beginning.
    I am 36 years old and not married. My background includes practical approach that’s an experience of the live in my life – and I’m sure, you give attention to my critics.
    Please let me hear a time for the other critics to be held at your convenience, all further communications should be made to civilians who will be charge of taking the court action against the political machine – causing of rush.

    Sincerely,
    SPP Simon Priyo Prayogo
    Analyst: Central Java

    Suka

  9. Date Written:
    June 8, 2008

    PUBLIC DOMAIN:
    Indonesia is a developing country

    ACT RULES:
    1959 – 2009
    (50 years)

    DESCRIPTIONS:

    Political Crime, Generally:
    Abusing of power and authority!

    Political Crime, Particularly:
    Assassination, Camp concentrate, Nihilist, Sedition, Subversion and Treason.

    Political Crime, Hybrid:
    To secure long (Being about: 20-40 years) political (political crime) ends, or terrorist activity with women in political.

    STATEMENT:
    Collusion, Corruption and Nepotism in Republic of Indonesia!

    QUESTION:
    Is there any political crime in Republic of Indonesia?

    What’s up . . . In 1965/ 1966!
    What’s up . . . In 1998/ 1999!
    What’s up . . . Between 1999 and 2009!

    Thanks of your attention.

    Suka

  10. 6 Juni 2008

    DAFTAR PARA TERSANGKA KEJAHATAN POLITIK DI REPUBLIK INDONESIA PERIODE: 1965 – 1999 — 2000 – 2004

    PENGUASA:TINGKAT TINGGI: PEMERINTAHAN: [IN SITU]
    * Liem Sio Liong ~
    ~ Keluarga Cendana *
    * BJ Habibie ~
    ~ Wiranto *
    ~ Prabowo *
    * Sutiyoso ~
    * KH Abdul Rahman Wahid ~
    ~ Surya Paloh *
    * *Shihab ~

    PENGUASA:TINGKAT TINGGI: PENGENDALIAN:[ KOW TOW]
    Kejahatan politik yang mungkin sekali dilakukan oleh milyader-2 mesjid atau gereja di seluruh Indonesia yang secara diam-2 melakukan gerakan-2 yang berbau Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan Politik dalam ruang lingkup bisnis yang mereka kemas dalam bentuk-2 pemikiran agama dengan cara-2 yang tidak dapat dipercayai dan hanyalah menempatkan jemaat-2 nya dalam keadaan ketergantungan dalam sudut kesejahteraan serta cenderung menempatkan jemaat-2 nya kedalam posisi yang berbahaya atau sebagai tameng kesombongan relegi mereka!

    * ~
    Jaringan Premanisme yang diorganisasikan.
    Jaringan Organisasi Kepemudaan yang di politisir.

    🙂

    Suka

  11. Sudut Pandang Kenyataan:

    Daftar Fakir Miskin yang secara spektakuler menjadi Super Milyader di Abad 20.

    1.Slamet Riyadi:Cinde Raya 5 Semarang Indonesia.
    2.Suryadi: Cinde Raya Barat 8 Semarang Indonesia.

    Daftar Nama yang minimbulkan keadaan Kontraversial di Abad 20.
    1.Dias*Susanti:BHS Bank Pandaranan Semarang Indonesia.
    2.Sylendra*Putera: Taman Mangga 13 Semarang Indonesia.
    3.Dina*Saptarina*Diani*Agustina:Kyai Mojo 12 Semarang Indonesia.

    Link mereka(underlaid):
    JASA MARGA
    SPSI
    GOLKAR
    PDIP
    PKB
    GEREJA
    MESJID

    Hormat saya,

    Rich Become Rich, this:

    Simon Priyo Prayogo.
    Laki-laki normal, 35 tahun.
    Belum kawin;Belum Menikah.
    (Tidak pernah menghamili wanita.
    Tidak pernah melakukan pelecehan sexual.
    Tidak pernah melacur.)

    Tidak pernah melakukan tindakan kriminal.
    Tidak pernah terlibat gerakan ormas ; parpol.
    Tidak pernah terlibat tindakan anarkis.
    Tidak pernah melakukan praktek-2 okultisme.
    Tidak pernah melakukan KKN.

    Alamat Rumah:
    Cinde Barat 4/4
    Semarang 50256
    Jawa tengah
    Indonesia

    Profesi:
    Freehand!
    Pelukis(No rule of theme)[Otodidak]
    Analis Sistem(General)[Otodidak]
    Programer Database(exclusive)[Otodidak]

    Hormat saya,
    Simon Priyo Prayogo
    Pemerhati.

    Suka

  12. SEBAIKNYA ANDA TAHU!

    PIHAK-PIHAK YANG SAYA TUDUH PENYEBAB KEKACAUAN HIDUP SAYA SEJAK KALI PERTAMA – BUKAN MAKSUD SAYA UNTUK MENGHAKIMI – TIDAK LEBIH HANYALAH UNTUK MENERANGI GELAPNYA DUNIA TELEVISI INDONESIA DAN MENCEGAH PEMBUSUKAN – DIMANA-MANA – DISELURUH DUNIA:

    1.OKNUM-OKNUM POLITIKUS: JAKARTA-SEMARANG
    2.OKNUM-OKNUM PARANORMAL: JAKARTA-SEMARANG
    3.OKNUM-OKNUM TNI/POLRI:JAKARTA-SEMARANG [NA: MEGA PROJECT:N/A]
    4.OKNUM-OKNUM PEJABAT PARPOL:PPP-PDI-GOLKAR:TERUTAMA PPP [NU]
    5.OKNUM-OKNUM ROHANIAWAN: KH-HM-MTh. / STh.-PEJABAT GEREJA.
    6.OKNUM-OKNUM ADM NEGARA: DPRD TK-I – KELURAHAN
    7.OKNUM-OKNUM PREMANISME: 1960 – 1990 – 2006 [46 tahun]
    8.OKNUM-OKNUM ORGANISASI PEMUDA: SIFAT: MENGURUNG
    9.OKNUM-OKNUM TAIPAN: JAKARTA-SEMARANG
    10.OKNUM-OKNUM MARGA/JASA MARGA:SUMATRA/PALEMBANG:SULAWESI
    11.OKNUM-OKNUM GURU-GURU/MURID-MURID SMP 8/SMA 11 SEMARANG
    12.OKNUM-OKNUM MACAM LSM: ICMI:CSIS:NON-VIOLENT
    13.OKNUM-OKNUM REPORTER/PRESENTER:CELEBRITY:BALI[Study Tour]
    14.OKNUM-OKNUM PUBLIC ADRESSED SYSTEM/PUBLIC SPIRITED
    15.OKNUM-OKNUM OWNER PUBLIC MEDIA:INTEGRATED SYSTEM

    * [1-10] Modus operandi: Agama: Dakwaannya Matius 28:11-15 ; [1-12] Modus operandi: Politik: Dakwaannya NO.TO—NA—GORO!ID ; [1-14] Modus operandi: Antar Golongan: Mengharubirukan: Memutarbalikkan Fakta ; [1-15] Modus Operandi: Hitungan Berat Jenis, elastisitas Zero: IQ depend on EQ/SQE ; 666 mul by 3 = 1998; 1358 .and. 666 = 10 ; 1358 .xor. 666 = 2004 ;1358 .or. 666 = 2014; 66 .and. 666 = 2 !!! where 666 is the form of thought about Devil’s number, 66 is the Isaiah Book/ The 66 Books *

    Hormat saya,

    SPP Simon Prijo Prajogo [ejaan lama]
    SPP Simon Priyo Prayogo [ejaan baru]

    1358 .and. 66 = PKH 3:11[Simon],I KOR 14:28[Priyo], I Kor 15:52-53[Prayogo]
    Matius 28: 16- Selesai [ Simon Prijo Prajogo]. 1358 adalah saya sendiri, 66 adalah Alkitab terjemahan resmi BHS INDONESIA. 1358 .and. 66 = LIFE GOES ON!

    AKTE KELAHIRAN REPUBLIK INDONESIA ADALAH BUKTI OTENTIK; KUALITAS INFORMASIl TIDAK BIAS; TIDAK BISA DIMANIPULASI; ADA DI SAYA DAN ADA DI ORGANSASI/BADAN HUKUM[NOTARIS] YANG TERKAIT DAN BENAR.

    Suka

  13. VIRTUAL PERSONAL OPINION

    20th-21th-C.-Apr-2008

    *BE STRONG!

    PUBLIC DOMAIN:

    WORLD TELEVISION

    175 MHz.(VHF) — 647 UHF MHz.(UHF)

    SAMPLING:

    RCTI AND METRO TV INDONESIA

    BRIEFLY:

    The aspect of reality in trade and political between them:
    Internationalism—Nationalism—Localisms and is reflected on their forms of thought or forms of reality about: Theism, Pragmatic, Separatist, Legalize and Traditionalism rather than their self – Connecting politician or leader, army or police, trader or businessman, and, celebrity or jack all trade rebound.

    FEEDBACK:

    FORM OF THOUGHT

    All about: Dragon

    All about: Genii

    All about: Devil’s number

    FORM OF REALITY

    All about: The evil spirit(s)

    All about: The omen

    All about: Devil’s advocate

    *DON’T LOOK BACK!

    THINK THAT’S POSSIBLE . . .

    FORM OF THOUGHT

    Theism
    Pragmatism
    Legalize
    Separatist
    Religious

    FORM OF REALITY

    Theoretician
    Communism
    Fit and Finish
    Politics
    Atheism

    * * * * *
    Yours,
    Pemerhati

    Suka

  14. SPP WORLD NEWS

    Focus on the power center on earth that’s capitol city of Indonesia.

    For we cannot do anything against the truth, but only for the truth. We are glad whenever we are weak but you are strong; and our prayer is for your perfection. This is why I write these things when I am absent, that when I come I may not have to be harsh in my use of authority—the authority the Lord gave me for building you up, not for tearing you down.
    For the word of God is living and active. Sharper than any double-edged sword, it penetrates even to dividing soul and spirit, joints and marrow; it judges the thoughts and attitudes of the heart. Nothing in all creation is hidden from God’s sight. Everything is uncovered and laid bare before the eyes of him to whom we must give account.
    But someone will say, “You have faith; I have deeds.” Show me your faith without deeds, and I will show you my faith by what I do. You believe that there is one God. Good! Even the demons believe that—and shudder. Who is wise and understanding among you? Let him show it by his good life, by deeds done in the humility that comes from wisdom. But if you harbor bitter envy and selfish ambition in your hearts, do not boast about it or deny the truth. Such “wisdom” does not come down from heaven but is earthly, unspiritual, of the devil. For where you have envy and selfish ambition, there you find disorder and every evil practice. But the wisdom that comes from heaven is first of all pure; then peace-loving, considerate, submissive, full of mercy and good fruit, impartial and sincere. Peacemakers who sow in peace raise a harvest of righteousness.
    Command those who are rich in this present world not to be arrogant nor to put their hope in wealth, which is so uncertain, but to put their hope in God, who richly provides us with everything for our enjoyment. Command them to do good, to be rich in good deeds, and to be generous and willing to share. In this way they will lay up treasure for themselves as a firm foundation for the coming age, so that they may take hold of the life that is truly life.
    The wrath of God is being revealed from heaven against all the godlessness and wickedness of men who suppress the truth by their wickedness, . . . Therefore God gave them over in the sinful desires of their hearts to sexual impurity for the degrading of their bodies with one another. They exchanged the truth of God for a lie, and worshiped and served created things rather than the Creator—who is forever praised. Amen. — Because of this, God gave them over to shameful lusts. Even their women exchanged natural relations for unnatural ones. In the same way the men also abandoned natural relations with women and were inflamed with lust for one another. Men committed indecent acts with other men, and received in themselves the due penalty for their perversion.
    They are wild waves of the sea, foaming up their shame; wandering stars, for whom blackest darkness has been reserved forever. These are the men who divide you, who follow mere natural instincts and do not have the Spirit.
    . . .
    The fourth angel poured out his bowl on the sun, and the sun was given power to scorch people with fire. The woman you saw is the great city that rules over the kings of the earth. For all the nations have drunk the maddening wine of her adulteries. The kings of the earth committed adultery with her, and the merchants of the earth grew rich from her excessive luxuries.

    Semarang City, Central Java, Republic of Indonesia, 28-27th 2008:
    Yours truly, SPP ;Simon Prijo Prajogo ;Simon Priyo Prayogo

    . . .

    Feedback from the other side, this:
    • 4/4=1=Pertahankan satu orang fasik, agar kedudukan anda semua kuat. TO AT MONey. AHA!
    • Very well! WC’s Market value, . . ., h h h h, wow, wow, wow, wow, . . . aha, aha, aha, aha.

    Suka

  15. Especially for:
    Indonesian nasty (or broken hearth) people only, this . . .

    He guards all his bones;
    Not one of them is broken.

    A righteous man who falters before the wicked

    Is like a murky spring and a polluted well.

    Don’t give up.

    End of Feb-2008

    Suka

  16. Salah satu alternatif agar anak-anak tidak terpaku di depan TV adalah: sediakan PC di kamarnya. Apalagi kalau ada koneksi internetnya. Lalu, ajari dia nge-blog. Hampir pasti, mereka akan cenderung berpaling dari TV. Saya sudah buktikan (he3x). Tapi – apapun teknologinya – orangtua toh tetap harus mendampingi mereka saat bergaul dengan media.

    Suka

  17. that’s right. sebagian besar tayangan televisi memang kurang mendidik anak. contohnya aja pagi-pagi sudah dimulai dengan intertainment goship. yak! pagi-pagi dah dicekoki goship yak?! yah semoga bangsa ini bukan termasuk bangsa yang merugi. menjadi semakin baik ke depan

    Suka

  18. acara tipi yg sering menayangkan gaya hidup artis2 indonesia yang kebanyakan udah barat bgt, orgtua mestinya lebih perhatian terhadap anak2. jgn mentang2 anaknya anteng di depan tipi tp ndak paham apa yg diliat dan diserap anak.

    Suka

  19. Wow! 55 Juta blogger…? berarti 25% penduduk Indonesia? Kapan ya?
    Yah, memang menyedihkan sih kondisi pertelevisian kita ini. Tapi, kadang-kadang tv daerah/lokal itu muatan isinya lebih bagus karena memuat budaya setempat.

    Suka

  20. Salam dari ladang Mas Fatih,
    Sebagai orang desa biasa, saya pribadi berharap acara-acara televisi mampu memberikan pencerahan, informatif dan mendidik. Dan yang perlu diperhatikan, mayoritas penduduk kita tinggal di desa dan bertani, tetapi acara-acara yang berbau pertanian kok langka banget ya? Mungkin hanya METRO TV dan TVRI saja yang acara-acaranya saya minati. TV Lainnya, banyak ‘memble’-nya.

    Ada yang namanya ‘Televisi Pendidikan Indonesia’ tetapi acaranya banyak yang nggak mendidik! Bahkan, dulu teman-teman saya memplesetkan menjadi ‘Televisi Pilem India’. Sampeyan masih di India ya?

    Apalagi tayangan-tayangan sinetron TPI dan INDOSIAR yang penuh mistik, meski dibungkus kata RELIGI, tak lebih menyandingkan KYIAI atau USTADZ dengan DEDEMIT! Belum lagi sinetron-sinetron remaja yang ‘lucu-lucu’ juga ‘culun-culun’, infotainment yang suka ‘memblejeti’ pribadi orang-orang terkenal, yang menghiasi semua TV di Indonesia, kecuali METRO TV dan TVRI.

    Ada sih di anatar TV-TV itu yang mempunyai acara yang menurut saya bagus, selain berita, acara Bolang (Bocah Petualang), yang mengingatkan masa-masa kecil saya, Laptop Si Unyil yang kaya pengetahuan tetapi disampaikan dengan bahasa yang gak terlalu berat. Juga Yuk Bertani dan Kisi-Kisi yang cukup meninspirasi orang-orang desa semacam saya.

    Suka

  21. menarik sekali membicarakan efek dari TV ke masyarakat.
    Saya salah satu dari ibu2 yang ada di Indonesia, jujur pernah nonton cerita2 yang dikemas dalam bentuk sinetron maupun jaman film2 dari amerika latin dulu, yakin sekali bahwa saya merasa membuang waktu utnuk menikmatinya. Tayangan lainpun juga memuaskan keingintahuan sesaat. Jadi sama juga buang waktu lagi.
    TV memang sangat murah sebagai media informasi maupun hiburan. Tapi setelah TV saya rusak sejak 2 tahun lalu keluarga saya memutuskan untuk ‘tidak punya TV’. Gantinya adalah nonton film lewat CD atau DVD, kalo ada waktu, film untuk anak punbisa dipilih, tidak terlalu mengikuti iklan. Untuk informasi buka koran/internet kalau pas ingin. Kami sementara ini merasa aman dan tetap happy dengan cara demikian.
    Saya berharap kami bisa lebih produktif dan bisa memanfaatkan waktu secara effisien. Untuk anak pun saya ingin mereka menonton tontonan yang tidak merusak.

    Suka

  22. Mungkin agak ekstrim. Banyak sekali ortu yang meniadakan TV dalam kehidupan rumah tangganya. Bahkan, salah seorang (atau lebih?) praktisi TV malah melarang anaknya nonton TV. Ditambahi dengan adanya gerakan “Hari tanpa TV” dll, maka lengkaplah warning terhadap dunia pertelevisian kita.
    Saya tidak percaya teori bullet, tapi melihat dampak yang ditimbulkan TV, saya mulai mengamininya. Hmm, akhirnya siaran TV mencerminkan “siapa” penontonnya?

    Suka

  23. Bersabarlah, menurut saya sebentar lagi dalam beberapa tahun harusnya pemerintah sudah mulai mengatur tentang hal ini, dimulai dari KPI yang akhir2 ini sudah mulai diiklankan secara gencar di media TV. Pasti pemerintah akan mengatur, karena ini berhubungan erat dengan moral anak-anak Indonesia generasi berikutnya.

    Untuk saat ini yang saya dapat lakukan hanya menasehati adik saya yang masih kecil (SD kelas 6) dan menjelaskan mengapa dia tidak boleh menonton acara TV seperti sinetron yg kurang mendidik itu. Saya lebih baik melihat dia menonton film barat (disortir juga tentunya) sambil melatih skillnya berbahasa inggris daripada nonton sinetron dan acara TV lain yang tidak mendidik.

    Stasiun TV yang menurut saya kompeten dan meningkatkan moral bangsa hanya 2 saat ini: Metro TV dan Daai TV. semoga di masa depan muncul lebih banyak stasiun TV yang membangun bangsa, bukan menghancurkan moral.

    Suka

  24. Salam kenal, ini kali pertama saya comment. Saya jadi ingat anak teman saya, klas 3 SD. Teman saya itu kepala sekolah dan istrinya guru di sekolah yang sama.One day anaknya ketangkap basah kencing di wastafel. Singkat cerita si anak mengaku bahwa ia meniru sebuah adegan di film Spongebob. Saya kaget sebab tokoh Spongebob yang lucu dan seemingly harmless bisa beri pengaruh yang gak sehat. Saya rasa kita butuh lembaga independen yang bisa memberikan masukan pada para ortu tentang acara-acara TV apa saja yang buruk bagi anak dan penjelasannya. Input ini sebaiknya juga disampaikan pada semua stasiun TV, kalau perlu sentuh hati para wakil rakyat untuk menindaklanjuti perkara yang bisa berdampak besar bagi masa depan bangsa. Badan sensor film perlu diperluas wawasannya agar definisi film layak tayang diperlebar sampai mencakup hal-hal seperti ini.

    Suka

  25. Memang kebanyakan stasiun TV swasta sudah tidak memikirkan kualitas acara lagi.Mereka hanya memikirkan bagaimana menaikkan rating acara tersebut tanpa memperhatikan kualitasnya.Cenderungnya asal tayang saja dan penuh angan2 sehingga yang menonton apalagi anak-anak tidak memperoleh manfaat dari acara siaran tersebut.Sebaiknya acara2 TV inilah yang perlu diperbaiki atau dihilangkan saja karena sejauh mana kita dapat menangkis acara2 TV bagi anak-anak kita?
    Sangat sulit pastinya…

    Suka

  26. Kan ada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)???. Kalo nggak salah ada iklan layanan masyarakat KPI di TV, kira-kira isinya begini:
    ”Jarene sinetron agama, lha kok isine malah mistik tok to ya” (katanya sinetron agama, tapi kok isinya justru banyak mistiknya).
    KPI membuka layanan pengaduan di call center 021-6340713 atau fax 021-634 0667 dan 021-6340679 bagi masyarakat yang keberatan terhadap isi siaran televisi maupun radio.
    ”Jangan ragu, Anda pun boleh mengadu,” begitu kata bintang iklannya.

    Suka

  27. tanpa teori yang macam-macam, tanpa pendapat para ahli yang pinter, akal sehat pasti akan mengatakan bahwa televisi Indonesia mempunyai dampak NEGATIF pada perilaku anak.

    Suka

  28. Insya Allah segera Mas Fatih, Mari sama-sama berdo’a 🙂 . Semoga kesadaran masyarakat indonesia segera wujud dalam bentuk kreatifitas dan aktifitas yang positif tentunya…

    Wassalam

    Suka

  29. salam bung Fatih,
    saya adalah dulu pemain juga, sekarang hanya jadi pemerhati film, sinetron dan kesenian serta budaya pada umunya.
    sudah sejak tahun 80.an akhir dimana film nasional ambruk dan diganti dengan maraknya televisi swasta yang menayangkan sinetron amerika dan latin. pengaruhnya sangat luas, terutama waktu ibu-ibu rumah tangga yang jadi segmen tayangan sinetron itu, sehingga muncul keluhan keluarga istri-istri mereka berubah tabiat dan budaya. kemudian segmen berkembang menjadi remaja dan anak-anak. dampaknya sangat luar biasa sampai saat ini, remaja anak-anak diajari kejahatan mental (sirik, dengki, bakhil, jail, fitnah sampai membunuh). sinetron amerika dan latin berhenti dan diganti dengan sinetron jiplakan, plagiat oleh multivision group dll (india dan cina). sebagai contoh (candy, bintang) dan sinetron ini mendapat rating tinggi. kenapa mendapat rating tinggi? saya tahun 1984 dan 1985 melakukan jajak pendapat (kuistioner), hasilnya? penonton Indonesia 80% menyukai ceritanya ketimbang akting, artis, artistik, kostum dan sutradara. cerita apa yang penonton Indonesia gemari? cerita yang menantang, penuh gejolak krisis anti klimaks-krisis anti klimaks, penonton Indonesia tidak peduli cerita itu baik atau buruk, bermanfaat atau jahanam. Buktinya? potongan-potongan adegan sambung selalu pada krisis atau anti klimaks. gilanya lagi, semua ini disadari betul oleh para broker, produser, dan sineasnya. Dan edannya lagi para pekerja sineas ini tidak peduli apapun dampak yang ditimbulkannya, bahkan televisi yang menayangkannya pun tak peduli pula.
    SUATU KALI SAYA PROTES PADA TEMAN SAYA YANG KEBETULAN HUMAS SEBUAH TELEVISI SWASTA BERKEPALA ELANG, TELEVISI INI MENAYANGKAN SINETRON BERJUDUL “JILBAB YANG TERNODA” JUDUL ASLINYA “KERUNDUNG TERNODA”, SINETRON INI DITAYANGKAN MALAM, KARENA SAYA PROTES PAGINYA DITAYANGKAN LAGI.
    kalau sikap dan mental para pengelola televisi dan para pekerja sonetron seperti ini APA KATA DUNIA??????????????????????
    SAYA HANYA MAMPU BERUCAP “INNALILLAHI WAINNALILLAHI ROJIUN !!!!!!!!!!!!!”

    Suka

  30. Banyak acara tv yang tidak mendidik mungkin disebabkan dari karakter masyarakatnya sendiri yang masih banyak menonton acara tv gak penting. Coba bayangkan jika tidak ada satupun orang yang menonton sinetron atau acara infotainment, mungkin sinetron tidak akan sesubur sekarang ini.

    Satu lagi, acara yang katanya untuk anak-anak, tetapi gaya bicara dan tingkah lakunya seperti orang dewasa, atau film kartun yang sering mempertunjukkan kekerasan. Sedangkan anak-anak sekarang ini lebih pintar-pintar. Bukan pintar memilih dan memilah, tetapi pintar menirukan, entah itu baik atau buruk. Kadang saya heran atau bahkan tidak tahu harus bertindak apa, ketika melihat anak umur 3 tahun sudah bisa menyanyi lagu orang dewasa. tentu ini sangat berbeda dengan 10 tahun yang lalu.

    Suka

  31. Saya setuju dengan tanggapan dari jhonrido. Pada akhirnya peran orang tua yang seharusnya bisa mengarahkan apa yang baik untuk anak. Sebab acara di tv dibuat sesuai selera penonton. Ini kecenderungan massal yang lalu disesuaikan dengan tujuan komersial. Jadi klop deh. Yang lebih celaka lagi jika banyak orang tua punya selera yang termasuk massal itu. Dan itu yang terjadi sekarang. Anak-anak kehilangan tukang arahnya. Oleh karena itu jadilah orang tua yang baik. Karena pendidikan berawal dari rumah.

    Suka

  32. Memang untuk saat ini, peran orangtua sangat penting dalam mengarahkan pendidikan anak. Dari sisi entertaiment, satu sisi memang tidak dapat disalahkan. nafas mereka adalah pemirsa yang menonton acara mereka. tak perduli tayangan itu mendidik atau bukan. karena karakter masyarakat kita masih sebatas itu..so peran orang tua sangat penting. tapi jika yang punya stasiun TV punya keberanian untuk memberikan yang terbaik dalam perkembangan masa depan bangsa, tanpa hanya mikirkan rating…sangat bagus.

    Suka

  33. Itulah PR bagi para pendidik, orang tua dan masyarakat pada umumnya, bagaimana menyadarkan anak-anak untuk tidak menghabiskan waktunya hanya dengan menonton TV…yang kurang produktif dan acara yg kurang baik…Bagaimana kalau internet broadband sudah memasyarakat dan murah bisa diakses oleh masyarakat kita, semakin besar tantangan orang tua untuk mengajarkan anak-anaknya agar pandai-pandai memanfaatkan sarana media internet ini bagi kemajuan pendidikan dan peradaban…bukan sebaliknya

    Suka

  34. Bagi yang memiliki anak, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah membatasi jam nonton TV. Anak saya (6 th) memiliki jatah maksimum 1.5 jam di depan TV (kartun only) dan 1 jam bermain game. Itupun sebenarnya masih terlalu lama, tapi ya bertahaplah.

    Sedangkan rumah tangga yang memiliki pengasuh anak, harus dijaga jangan sampai TV dijadikan alat mengasuh oleh mereka. Atau si anak malah diajak nonton bareng tayangan yang tidak sesuai.

    Suka

  35. Saya setuju pada metro tv, setidaknya metro adalah salah satu alternative channel tv indonesia yang mengajak kita kearah pendayagunaan tv secara positif, meski yang lainya juga , hanya saja dengan porsi yang relatif sedikit, atau pada jam tayang yang kurang pas.

    dgn 55 juta pemirsa tv indonesia adalah alat yang powerfull untuk pemasaran (setidaknya), begitupun juga alat perusak yang powerfull juga.

    Jadi tinggal dikendalikan saja , sayangnya pemerintah tidak bisa sepenuhnya mengontrol seperti yang di ungkap sonie peterson diatas. so yang harus kontrol ya pemirsa sendiri, untuk mendapatkan efek positif tv.

    Lebih lanjut bagaimana dampak internet juga positif negatifnya? biar adil di ulas jg dong bang fatih….salam

    Suka

  36. Saya pernah nganggur kerja selama 4 bulan, selama itu pula saya lebih sering nonton tv dari pagi sampai malem. Dari situ saya tahu, kebanyakan nonton tv (Indonesia) tak ada asupan buat kemajuan pribadi. Parahnya, yang saya rasakan, saya jadi seperti pemimpi.

    Tapi sedikit banyak, saya rasa tv kita siaran yang tak bermutu (dalam konotasi informatif) juga karena memang pasarnya ga kepingin memperoleh siaran yang bermutu. Demand dan supply kentara sekali. CMIIW.

    Suka

  37. Dear Mr. Fatih

    Memang dapat kita maklumi Indonesia sebagai Negara yang dianggap baru berkembang hal-hal seperti di Inggris belum terpikirkan oleh para Wakil Rakyat maupun petinggi lainnya

    Jadi apa yang Bapak tulis merupakan salah satu efek samping yang sulit dianisipasi selain regulasi keluarga,seperti menjadwal anak-anak kita.

    Bapak perlu tahu efek komersil terasa kental di dunia TV di Indonesia
    saat ini

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Sony Pieterson Batalkan balasan